Saturday, December 3, 2016

Ciri, Karakteristik, Potensi, dan Jenis Kewirausahaan

Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
  1. Percaya diri, keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.
  2. Berorientasi pada tugas dan hasil, kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.
  3. Pengambilan resiko, kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.
  4. Kepemimpinan, perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
  5. Keorisinilan, inovatif, dan kreatif serta fleksibel.
  6. Berorientasi ke masa depan, pandangan, perspektif dalam konteks bisnis, seorang entrepeneur membuka usaha baru (new ventures) yang menyebabkan munculnya produk baru atau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.


Karakteristik tipikal entrepeneur (Schermerhorn Jr, 1999) :
  1. Lokus pengendalian internal.
  2. Tingkat energi tinggi.
  3. Kebutuhan tinggi akan prestasi.
  4. Toleransi terhadap ambiguitas.
  5. Kepercayaan diri.
  6. Berorientasi pada action.


Karakteristik Wirausahawan (Masykur W) :
  1. Keinginan untuk berprestasi.
  2. Keinginan untuk bertanggung jawab.
  3. Preferensi kepada resiko menengah.
  4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil.
  5. Rangsangan untuk umpan balik.
  6. Aktivitas energik.
  7. Orientasi ke masa depan.
  8. Keterampilan dalam pengorganisasian.
  9. Sikap terhadap uang.


Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi kewirausahawan tersebut dapat dilihat sebagai berikut (Masykur Winardi) :
  1. Kemampuan inovatif.
  2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity).
  3. Keinginan untuk berprestasi.
  4. Kemampuan perencanaan realistis.
  5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan.
  6. Obyektivitas.
  7. Tanggung jawab pribadi.
  8. Kemampuan beradaptasi (flexibility).
  9. Tingkat komitmen tinggi (survival).


Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) :
  1. Innovating entrepreneurship, bereksperimen secara agresif, terampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif.
  2. Imitative entrepreneurship, meniru inovasi yang berhasil dari para innovating entrepreneurship.
  3. Fabian entrepreneurship, sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
  4. Drone entrepreneurship, drone =  malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan mereka merugi dibandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi 1977)

No comments:
Write comments